Majelis Wakil Cabang NU (MWC-NU)
Mlarak Ponorogo

Hadiri Buka Puasa Bersama, MWCNU Mlarak bawa Pulang Oleh-oleh Menarik: PDPKPNU, Beras Santri, dan Air Berkah Almanu

Ponorogo, 21 Maret 2025 – MWCNU Mlarak menghadiri acara buka puasa bersama di Ruang Sunan Bonang, Lt-1 Graha PCNU Ponorogo pada Jumat, 21 Maret 2025. Acara yang dilaksanakan oleh PCNU Ponorogo ini dihadiri oleh Mustasyar, Pengurus Harian Syuriah, A’wan, Pengurus Harian Tanfidziyah, Pengurus Lembaga/Badan Khusus, Ketua BANOM, serta seluruh Rais dan Ketua MWCNU se-Ponorogo. Pada momen bersejarah ini Ketua MWCNU Mlarak, Gus Sukron mengutus Dr. Nur Kolis, M.Ag., Moh. Kamil Firdaus, dan Muhammad Paris Mubaqi untuk hadir.

 

Sosialisasi PDPKPNU dan Program Kaderisasi Nahdlatul Ulama

Agenda utama dalam acara tersebut adalah sosialisasi PDPKPNU (Pendidikan Dasar – Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama) dan launching produk LPNU, seperti beras santri dan air minum kemasan “Amanu”. PDPKPNU merupakan kelanjutan dari program PKPNU yang sempat terhenti pada tahun 2024. Pada tahun 2025, program ini akan dilaksanakan kembali dengan regulasi baru, bertujuan untuk mempersiapkan kader-kader terbaik Nahdlatul Ulama.

Pendidikan Kader yang ke-53 oleh PCNU Ponorogo ini direncanakan akan digelar pada bulan Juni 2025 di Pondok Pesantren al-Islam Joresan, Ponorogo. Program ini bertujuan menyiapkan calon pengurus NU dengan mengajarkan nilai-nilai perjuangan dan keberlangsungan organisasi Nahdlatul Ulama. Filosofi dari program ini adalah untuk memastikan adanya regenerasi kader yang militan, kompeten, bertanggung jawab, dan loyal terhadap perjuangan organisasi. Visi dari kaderisasi ini adalah melahirkan kader yang mampu mengemban tugas dan memajukan NU dalam aspek fikrah, amaliyah, dan harakah.

Sesuai Perkum No. 1 Tahun 2024 tentang Kaderisasi, “Filosofi pelaksanaan kaderisasi ini adalah untuk mempersiapkan kader dan calon pengurus yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan perkumpulan, dan/atau merawat, mengembangkan dan mewariskan nilai-nilai perkumpulan untuk menjamin keberlangsungan perkumpulan”. Sedangkan visi kaderisasi adalah “Melahirkan kader yang militan, kempeten, bertanggungjawab, dan loyal terhadap perkumpulan baik dari aspek fikrah, amaliyah, dan harakah”.

Produk LPNU: Beras Santri dan Air Minum “Amanu”

Pada momen yang sama, PCNU Ponorogo meluncurkan produk LPNU berupa beras santri dan air minum kemasan “Amanu.” Produk ini diharapkan dapat mendukung kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan umat. Ketua PCNU Ponorogo, Dr. Idam Mustofa, dalam sambutannya mengapresiasi upaya LPNU dalam mengembangkan produk yang tidak hanya bermanfaat bagi umat, tetapi juga sebagai sumber pendanaan yang dapat menopang kegiatan-kegiatan Jamiyyah Nahdlatul Ulama di masa depan.

Kyai Muhammad Sholehan al-Hafidz, dalam kata sambutannya, juga menyampaikan harapan agar LPNU ke depan dapat memproduksi beras organik sebagai langkah lebih lanjut dalam mendukung kemandirian ekonomi pesantren dan umat. Hal ini sejalan dengan visi untuk mengembangkan produk yang bermanfaat tidak hanya bagi pengurus NU, tetapi juga untuk masyarakat luas.

Pentingnya Kaderisasi dan Program Prioritas MWCNU

Dr. Idam Mustofa juga menegaskan pentingnya keberlanjutan program PDPKPNU dan Lazisnu sebagai prioritas utama yang harus dihidupkan oleh MWCNU. Hal ini berkaitan erat dengan perubahan pada Rencana Strategis (Renstra) PBNU yang akan memengaruhi program kerja di berbagai tingkat organisasi, termasuk MWCNU dan Ranting. Menurut Dr. Idam, kaderisasi yang efektif dan program Lazisnu akan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan zaman dan memperkuat keberadaan NU di tengah masyarakat.

Astacita Presiden Prabowo dan Relevansinya dengan Masyarakat Islam

Dr. Idam juga menyinggung Astacita Presiden Prabowo, yang menekankan pentingnya peran organisasi sosial dalam pembangunan bangsa. Transformasi dalam struktur dan program kerja NU sesuai dengan Astacita Presiden Prabowo ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan bangsa dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama bagi warga Nahdliyin yang menjadi bagian integral dalam proses pembangunan tersebut.

Pesan Penguatan Organisasi dari Rais Syuriah

Sebelum berbuka puasa, Rais Syuriah PCNU Ponorogo, K.H. Muhammad Solihan al-Hafidz, memberikan tausiyah yang menguatkan semangat pengurus NU. Kyai Solihan menegaskan bahwa menjadi pengurus NU adalah sebuah kebanggaan, karena sudah diakui sebagai santri Hadhratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari. Beliau mengingatkan agar pengurus NU selalu bersikap positif dan tidak mengeluh, meskipun menghadapi tantangan. Dalam tausiyahnya, Kyai Solihan mengutip pesan Nabi Muhammad SAW kepada Sahabat Utbah untuk menyambung tali persaudaraan meski diputuskan, serta memaafkan orang yang mendholimi kita. Pesan ini penting dalam konteks komunikasi organisasi, yang mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dan saling memaafkan demi kelancaran kegiatan organisasi.

Buka Puasa dan Doa Bersama

Acara diakhiri dengan buka puasa bersama dan doa yang dipimpin oleh Kyai Solihan, yang memercikkan berkah Allah bagi semua yang hadir. Utusan MWCNU Mlarak kemudian melanjutkan acara dengan menikmati takjil bersama-sama hadirin yang telah disiapkan oleh IPNU dan IPPNU.

Dengan semangat kebersamaan dan tekad untuk memperkuat organisasi, acara buka puasa bersama ini diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antara pengurus NU di Ponorogo serta mendorong kesuksesan berbagai program yang telah direncanakan. Tahniah, selamat dan sukses selalu PCNU Ponorogo, tetap semangat Rukun, Kompak, dan Transparan, RKT!!!

Berita Terkait